WORKSHOP Pengendalian Resistensi Antimikroba

 Home / Berita /WORKSHOP Pengendalian Resistensi Antimikroba
WORKSHOP  Pengendalian Resistensi Antimikroba

WORKSHOP Pengendalian Resistensi Antimikroba

 

Jakarta.  Permasalahan resistensi antibiotik yang saat ini terjadi akibat peresepan yang berlebihan, pasien tidak meminum obat sampai tuntas, penggunaan berlebihan pada peternakan, masih rendahnya pengendalian infeksi di rumah sakit dan klinik, kurangnya kebersihan dan sanitasi, dan kurangnya pengembangan antibiotik baru.

 

Penanggulangan masalah resistensi antimikroba hanya dapat dituntaskan melalui gerakan global yang terlaksana secara serentak, terpadu dan berkesinambungan dari semua negara. RSUP Persahabatan sebagai Rumah Sakit Rujukan Respirasi Nasional menyadari pentingnya implementasi Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) membentuk Tim PRA sejak 2010 yang telah dilatih menjadi trainer oleh KPRA Kemenkes dan aktif menjalankankan program PRA.

 

Dalam rangka HUT RSUP Persahabatan dan Antibiotic Awareness Week, Sub Komite PRA dibawah Komite PPI RSUP Persahabatan  yang diketuai oleh dr. Cahyarini Sp.MK  bekerjasama dengan KPRA Kemenkes dan KARS menyelanggarakan workshop PPRA yang mengangkat Tema “Implentasi Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit” pada tanggal 24 – 25 November 2017, bertempat di hotel Harris Kelapa Gading – Jakarta.

 

Mengawali  kegiatan,  ketua panitia workshop PRA dr. Seno Budi Santoso, SpB(K)BD melaporkan penyelenggaraan workshop dihadapan Direktur Utama RSUP Persahabatan dr. Mohammad Ali Toha, Mars dan Direktur Medik & Keperawatan dr. Zubaedah, Sp.P, MARS serta seluruh peserta yang hadir. Dr. Seno mengatakan “Maksud dan tujuan diselenggarakan workshop PRA ini agar peserta pelatihan memperoleh pemahaman, ketrampilan, dan sikap positif terhadap penggunaan antiobiotik secara bijak dan pengendalian infeksi secara optimal”  

 

Dalam sambutan sekaligus pembukaan oleh Direktur Utama RSUP Persahabatan dr. Mohammad Ali Toha, MARS, disampaikan bahwa “Di negara kita angka infeksi masih tinggi dikarenakan berbagai faktor, sementara behavior masayarakat sangat mungkin mendorong terjadinya resistensinya antimikroba. Masalah resistensi antimikroba menjadi sangat serius dinegara kita karena perhatian tehadap masalah ini praktis hanya dilakukan oleh jajaran kesehatan, padahal sektor lain seperti kementerian pertanian, Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Lingkungan Hidup serta sektor lain sangat besar perannya dalam mencegah memburuknya tingkat resistensi antimikroba. Salah satu langkah penting adalah pengendalian penggunaan antibiotika melalui PPRA ini.”

 

Pelaksanaan workshop PRA ini diikuti oleh 113 peserta yang berasal dari berbagai daerah menghadirkan narasumber-narasumber dan materi yang berkompeten pada bidangnya yang dibagi menjadi beberapa sesi dan diskusi, antara lain :

  • Sesi pertama dengan moderator dr. Irwin Tedja, Sp.PD diisi oleh :
  1. dr. Djoni Dharmaja, SpB.FINACS (Komite Akreditasi Rumah Sakit) menyampaikan materi Program Pengendalian Resistensi Antimikroba sebagai Standar Pelayanan Patient Safety dalam Akreditasi KARS
  2. Prof.dr. Rianto Setiabudy, SpFK dengan materi Farmakokinetik dan farmakodinamik antibiotik (PK/PD
  3. dr.Anis Karuniawati, PhD, SpMK(K) (KPRA Kementeria Kesehatan) dengan materi Interpretasi Tim Pengendalian Resistensi Antimikroba dalam menangani kasus – kasus infeksi dan implementasi hasil pemeriksaan mikrobiologi.
  • Sesi kedua dengan moderator dr. Doddi Hamiseno, Sp.BU diisi oleh :
  1. dr.Seno Budi Santoso, SpB(K)BD dengan materi Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di RSUP Persahabatan.
  2. Dr.Ezy Barnita, SpA dengan materi Prinsip dasar pengendalian infeksi dengan benar (kewaspadaan isolasi) sebagai upaya pengendalian resistensi antimikroba.
  3. dr.Tri Apriliawan, SpOG(K)Onk dengan materi  Prinsip Penggunaan Antibiotika Profilaksis.
  • Sesi ketiga dengan moderator  dr. Deasi Anggraeni, SP. THT.KL
  1. dr.Eppy, SpPD-KPTI dengan materi De-eskalasi terapi Antibiotik .
  2. dr. Budhi Antariksa, SpP(K) dengan materi Panduan Penggunaan Antibiotika pada kasus infeksi Paru.
  3. dr.Navy G.H.M.Lolong, SpAn.KIC dengan materi Implementasi pemakaian antibiotik di ICU.
  • Sesi keempat yang dilaksanakan hari berikutnya dengan moderator dr. Cahyarini, SpMK diisi oleh :
  1. dr.Hari Paraton, Sp.OG(K) (KPRA Kementerian Kesehatan RI)  membawakan tiga materi yaitu Global Problem of AMR (Antimicrobial Resistance),  Terapi Secara Bijak Mencegah AMR (Antimicrobial Resistance) dan Prinsip Penggunaan Antibiotik Secara Bijak.
  2. Dra.Mariyatul Qibtiyah, Apt., SpFRS (KPRA Kementeria Kesehatan RI) dengan materi Surveilans Penggunaan Antibiotik di Rumah Sakit.
  • Sesi terakhir dengan moderator dr.Irwin Tedja, SpPD diisi oleh :

dr. Hari Paraton, SpOG(K) menyampaikan materi Dasar Dalam Penyusunan Kebijakan & PPAB (Pedoman Penggunaan Antimikroba) dan Plan of Action Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit

Selain itu praktik audit penggunaan antibiotik secara kuantitas (DDD)  + Kualitas (Gyssen) juga dilakukan oleh para peserta workshop. Diakhir acara pembagian doorprize diberikan kepada peserta yang beruntung.