Bronkiektasis

 Home / Artikel /Bronkiektasis
Bronkiektasis

Bronkiektasis

Instalasi  Humas & Pemasaran bekerja sama dengan Instalasi Rawat Inap A mengadakan Kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit dengan mengangkat topik: “Bronkiektasis”. Acara ini dilaksanakan di Soka Bawah  dengan narasumber Zaenudin pada hari Rabu, 10 April 2019, Pukul 11.00 s/d 12.00 WIB.

 

Kegiatan edukasi ini dihadiri oleh pasien & keluarga yang sedang mendampingi pasien yang sedang Rawat Inap. Dalam kegiatan PKRS ini, narasumber menjelaskan Bronkiektasis merupakan penyakit yang jarang diketahui dan tidak umum dikenal dalam masyarakat. Bronkiektasis adalah suatu proses kronik, dimana terjadi suatu pelebaran abnormal dan permanen dari satu atau lebih bronkus atau saluran nafas. Mengakibatkan menurunnya kemampuan saluran napas untuk membersihkan hasil sekresi (mukus), hal ini membuat hasil sekresi tersebut menjadi media pertumbuhan mikroba.

 

Penyebab tersering bronkiektasis adalah infeksi berulang, kelainan sejak lahir, kelainan imun dan beberapa kasus tidak diketahui penyebab pastinya. Selain itu kondisi imun yang turun (pada penderita HIV) dan nutrisi yang buruk dapat menjadi faktor pemicu terjadinya penyakit ini. Di beberapa negara berkembang seperti Indonesia kebanyakan juga karena tuberkulosis.

 

Tanda dan gejala seperti batuk kronik, sputum banyak, sepanjang hari bahkan dapat berlangsung berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Dapat juga bisa batuk kering kadang disertai batuk darah. Bila ada infeksi, sputum makin bertambah jumlahnya, kental, kadang berbau busuk.  Demam berulang, nyeri dada, sesak nafas, penuruan berat badan merupakan gejala yang kurang spesifik dari bronkiektasis.  Pada kondisi parah ditemukan “clubbing finger” yaitu kelainan bentuk jari dan kuku tangan yang menjadikan jari tangan dan kaki membulat.

 

Pemeriksaan dengan foto dada, sputum untuk mengetahui mikroorganisme penyebab bronkiektasis. Penatalaksanaan medis dengan cara, pemberian obat-obatan yaitu antibiotik, pengencer dahak, pelebar saluran nafas. Pembedahan bila pengobatan sudah maksimal masih ada keluhan atau batuk darah dalam jumlah banyak.

 

Pemeriksaan, pemeriksaan darah dilakukan Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengecek kondisi darah serta kemampuan sistem imun dalam bekerja membasmi patogen seperti virus, bakteri, dan fungi. Jenis pemeriksaan darah yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap. Pasien yang menderita bronkiektasis, seringkali jumlah sel darahnya menjadi tidak normal, di antaranya adalah peningkatan jumlah sel darah putih, terutama neutrofil dan eosinofil, atau penurunan jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin (anemia). Spirometri dilakukan berguna dalam penilaian fungsional pasien adakah penurunan fungsi paru pada pasien dan Bronkografi dilakukan untuk melihat keadaan bronkus.

 

Asuhan keperawatan berupa Latihan batuk efektif dan Fisioterapi dada. Tindakan pencegahan untuk bronkiektasis termasuk sulit untuk dilakukan karena faktor risiko terjadinya bronkiektasis sendiri tidak dapat diketahui, dan bronkiektasis baru dapat diketahui apabila sudah dilakukan pemeriksaan diagnostik. Tindakan harian yang dapat dilakukan yaitu dengan mencuci tangan dengan tepat yaitu Hand Hygiene 6 langkah dengan sabun cuci tangan (40 – 60 detik) atau Hand Rub (20 – 30 detik), vaksinasi, menutup mulut ketika batuk, olah raga secara teratur, pola makan seimbang, minum air putih yang banyak dan menghindari paparan rokok.