DEPRESI

 Home / Artikel /DEPRESI
DEPRESI

DEPRESI

Depresi

Instalasi Pelayanan Humas & PKRS bekerja sama dengan Kelompok Staff Medik Jiwa mengadakan kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) dengan mengangkat topik “Depresi”. Acara ini dilaksanakan di Ruang Tunggu Klinik Jantung dengan narasumber dr. Mardi Susanto,Sp. KJ(K) pada hari Selasa, 28 Agustus 2018, Pukul 08.00 s/d 09.00.

Kegiatan edukasi ini dihadiri oleh pasien & keluarga yang sedang berada di Ruang Tunggu Klinik Jantung. Dalam kegiatan PKRS ini, disampaikan bahwa Depresi adalah kondisi yang disebut juga dengan depresi berat atau depresi klinis. Depresi juga bisa digambarkan sebagai suatu kelainan mood yang menyebabkan perasaan sedih dan hilang minat yang menetap.

Depresi bisa memengaruhi perasaan Anda, cara berpikir dan berperilaku, serta dapat membuat Anda memiliki berbagai masalah emosi dan fisik. Jika rasa sedih berlangsung dalam beberapa hari atau minggu, mengganggu pekerjaan atau kegiatan lain dengan keluarga atau teman, atau berpikir untuk bunuh diri, kemungkinan ini adalah depresi. Diskusikan dengan dokter Anda jika Anda merasakan gejala depresi.

Apa saja tanda-tanda dan gejala depresi?

Depresi adalah kondisi yang dapat menimbulkan bermacam macam gejala pada setiap orang. Contohnya, saat menderita depresi beberapa orang akan tidur lebih banyak, sementara gejala lainnya bisa menimbulkan gejala sulit tidur dan tidak nafsu makan. Meski begitu, terdapat beberapa gejala yang umum terjadi, seperti:

  • Sulit konsentrasi
  • Merasa sedih atau kosong
  • Kehilangan minat akan hal-hal yang menggembirakan
  • Merasa masa depannya tidak akan baik atau putus asa
  • Merasa tidak berenergi
  • Merasa gelisah atau sulit tidur
  • Hilang minat pada seks
  • Depresi berat dapat menyebabkan pikiran bunuh diri dan pembunuhan.

Pada orang dengan depresi, gejala ini berlangsung lama hingga 2 minggu atau lebih. Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Jika Anda merasakan beberapa tanda depresi, buatlah janji dengan dokter Anda sesegera yang Anda bisa. Apabila Anda enggan untuk melakukan terapi, bicarakan dengan teman atau pasangan Anda, pelayan kesehatan, pemuka agama, atau orang lain yang dapat Anda percaya. Tidak perlu malu untuk meminta pertolongan dokter atau pihak lain. Semakin dini Anda ke dokter, semakin baik.

Penyebab

Apa penyebab depresi?

Depresi adalah kondisi yang bisa disebabkan karena beberapa faktor, antara lain:

Genetik – orang dengan riwayat keluarga depresi lebih cenderung depresi dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat keluarga depresi.

Kimia otak – orang dengan depresi memiliki kimia otak yang berbeda dari yang tidak depresi.

Stres – kehilangan orang yang dicintai, hubungan yang bermasalah, atau situasi yang dapat membuat stres, dapat memicu terjadinya depresi.

Apa yang meningkatkan risiko untuk depresi?

Depresi adalah kondisi yang punya banyak faktor risiko yaitu:

Depresi lebih sering muncul pada usia remaja, sekitar usia 20an atau 30an, namun depresi tetap dapat terjadi di semua usia. Wanita lebih banyak didiagnosis depresi dibandingkan dengan laki-laki, tapi mungkin juga ini karena biasanya penderita yang wanita lebih sering mencari bantuan dan pengobatan.

Faktor yang meningkatkan risiko menderita depresi atau memicu depresi yaitu:

  • Memiliki riwayat keluarga kelainan kesehatan mental, seperti gangguan kecemasan, gangguan makan, atau gangguan stres pascatrauma (PTSD)
  • Penyalahgunaan alhohol atau obat terlarang
  • Beberapa ciri kepribadian, seperti rendah diri, ketergantungan, kritis dengan diri sendiri atau pesimistik
  • Penyakit kronis atau serius, seperti kanker, stroke, nyeri kronis, atau penyakit jantung
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti beberapa obat tekanan darah tinggi atau obat tidur (diskusikan dengan dokter Anda sebelum menghentikan obat)
  • Kejadian traumatik atau yang dapat membuat stress, seperti kekerasan seksual, kematian, atau kehilangan orang yang dicintai atau masalah keuangan
  • Memiliki hubungan darah dengan penderita depresi, gangguan bipolar, alkoholisme, atau percobaan bunuh diri

Apa saja pilihan pengobatan untuk depresi?

Terapi depresi biasanya menggunakan obat-obatan, psikoterapi, dan terapi elektrokonvulsif. Dokter akan meninjau kondisi Anda dan akan mempertimbangkan terapi apa yang cocok untuk Anda. Tidak perlu malu untuk mendiskusikan kekhawatiran Anda akan terapi yang dokter tawarkan.

Obat-obatan  yang digunakan yaitu antidepresan, antidepresan tidak menyebabkan kecanduan. Ketika Anda sudah tidak perlu antidepresan dan berhenti menggunakan antidepresan, tubuh Anda tidak akan mengalami ketergantungan. Namun demikian, penggunaan dan penghentian antidepresan harus dalam pengawasan dokter. Penghentian yang mendadak dapat menyebabkan perburukan gejala depresi. Selalu konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan antidepresan.

Psikoterapi juga dapat membantu mengobati depresi. Psikoterapi dilakukan dengan mengajari cara baru dalam berpikir dan berperilaku, dan mengubah kebiasaan yang berperan dalam depresi. Terapi ini dapat membantu Anda mengerti serta melewati hubungan yang penuh masalah atau situasi yang menyebabkan depresi atau bahkan memperburuknya.

Terapi elektrokonvulsif. Untuk depresi berat yang sulit diterapi atau tidak berespon pada obat-obatan atau psikoterapi, kadang-kadang dilakukan terapi elektrokonvulsif (ECT) yang dilakukan di bawah pengaruh obat bius. Walaupun dahulu ECT memiliki reputasi yang buruk, saat ini ECT sudah mengalami peningkatan dan dapat menyembuhkan orang saat terapi lain tidak bekerja. ECT dapat menyebabkan efek samping seperti bingung dan kehilangan memori. Walaupun efek samping ini hanya sementara, terkadang efek tersebut juga bisa menempel terus.

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi depresi?

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi depresi:

  • Jangan menyendiri
  • Buat hidup Anda lebih sederhana
  • Olahraga teratur
  • Konsumsi makanan sehat
  • Belajarlah untuk santai dan menangani stress Anda
  • Jangan membuat keputusan saat Anda sedang down
  • Hubungi dokter Anda jika gejala Anda memburuk
  • Hubungi dokter Anda jika Anda mengalami efek samping obat
  • Hubungi dokter Anda segera jika Anda berpikir untuk bunuh diri atau membunuh atau menyakiti orang lain
  • Hubungi dokter Anda segera jika Anda merasakan gejala psikosis, seperti mendengar suara, melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada, atau merasakan ketakutan berlebih

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda, Untuk info lebih lanjut dapat mengunjungi :

Klinik Jiwa RSUP Persahabatan, Gedung Rawat Jalan Lantai 3.