Diabetes Melitus Gestasional

 Home / Artikel /Diabetes Melitus Gestasional
Diabetes Melitus Gestasional

Diabetes Melitus Gestasional

Diabetes Melitus Gestasional

 

Instalasi Humas & Pemasaran bekerja sama dengan Instalasi Gizi mengadakan Kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit dengan mengangkat topik: “Diabetes Melitus Gestasional”. Acara ini dilaksanakan di Klinik Kebidanan  dengan narasumber Firni Amg pada hari Selasa, 14 Agustus 2018, Pukul 09.30 s/d 10.00 WIB

Kegiatan edukasi ini dihadiri oleh pasien & keluarga yang sedang menunggui. Dalam kegiatan PKRS ini, narasumber menjelaskan mengenai apa itu diabetes melitus gestasional? Diabetes gestasional adalah diabetes yang terjadi saat kehamilan dan biasanya hanya berlangsung hingga proses melahirkan. Diabetes gestasional yang menyerang 9,2 persen wanita hamil ini umumnya terjadi di antara minggu ke-24 hingga 28 kehamilan, walau tidak menutup kemungkinan dapat terjadi di minggu manapun.

Tidak berbeda dengan diabetes pada umumnya, diabetes gestasional terjadi ketika produksi insulin tidak mencukupi untuk mengontrol kadar glukosa tubuh pada saat kehamilan. Kadar glukosa yang tinggi dalam darah ini dapat membahayakan ibu dan anak, namun risiko tersebut dapat ditekan jika ditangani dengan cepat dan tepat.

Penyebab diabetes gestasional belum diketahui secara pasti, namun faktor yang sering memicu adalah perubahan hormon. Saat hamil, plasenta akan memproduksi hormon tambahan seperti hormon estrogen, HPL (human placental lactogen), dan hormon yang meningkatkan resistensi insulin. Seiring berjalannya waktu, hormon-hormon tersebut akan meningkat dan mempengaruhi kinerja insulin.

Jika gejala menetap, segera konsultasikan ke dokter.

 

Gejala Diabetes Gestasional

Tidak semua wanita hamil dapat merasakan gejala diabetes gestasional, namun gejala tersebut dapat dirasakan saat gula darah melonjak tinggi (hiperglikemia), seperti:

  • Sering merasa haus.
  • Sering buang air kecil.
  • Mulut terasa kering.
  • Mudah merasa lelah.
  • Penglihatan buram.

Namun, tidak semua gejala yang tertera mengindikasikan kondisi diabetes gestasional. Bicarakan dengan dokter untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kondisi yang dialami.

 

Pengobatan Diabetes Gestasional

Demi kesehatan ibu dan bayi, terdapat beberapa langkah pengobatan yang biasa disarankan dokter, meliputi:

  • Memonitor kadar glukosa dalam darah. Untuk menghindari komplikasi lebih lanjut, dokter mungkin akan menganjurkan untuk memeriksa darah secara rutin, seperti 4 hingga 5 kali sehari, agar dapat dimonitor dengan baik. Hal ini biasa dilakukan dengan menggunakan suntikan jari kecil (lanset) dan kadar glukosa dideteksi langsung menggunakan alat khusus. Jika diperlukan, dokter mungkin akan menyarankan untuk menyuntik atau mengkonsumsi insulin agar kadar glukosa terjaga hingga melahirkan.
  • Pemeriksaan ultrasound. Selain ibu, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan rutin bayi dengan bantuan ultrasound untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi. Selain itu, dokter juga dapat melihat Perkiraan Hari Lahir (PHL) sang bayi dan jika ibu tidak melahirkan sesuai dengan waktu yang diperkiraan, dokter dapat langsung mengambil tindakan secepatnya, seperti induksi atau operasi caesar. Dalam kasus tertentu, dokter mungkin akan menyarankan untuk melahirkan sebelum waktunya untuk menghindari komplikasi lanjutan.
  • Diet sehat. Bagi ibu hamil, khususnya yang didiagnosa penyakit diabetes gestasional, mengatur pola diet sehat sangat penting dilakukan, seperti mengkonsumsi sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian, hingga makanan dengan asupan serat, nutrisi dan rendah lemak. Penurunan berat badan sata hamil biasa tidak disarankan, namun hal ini dapat dilakukan saat merencanakan kehamilan. Bicarakan dengan dokter untuk mengetahui diet dan kadar nutrisi yang tepat untuk kondisi Anda.
  • Olahraga. Selain menjaga asupan makanan, olahraga juga kerap menjadi hal yang patut diperhatikan sebelum, saat dan setelah hamil. Dengan melakukan olahraga teratur, tubuh akan menstimulasi pemindahan glukosa menuju sel dan mengubahnya menjadi tenaga. Selain itu, olahraga juga dapat meningkatkan kepekaan sel terhadap insulin sehingga kadar gula dalam darah lebih terkontrol. Sebagai tambahan, dokter biasanya menyarankan beberapa olahraga khusus untuk membantu mengurangi rasa tidak nyaman saat hamil seperti sakit punggung, kram otot, pembengkakan, konstipasi, kesulitan tidur hingga mempersiapkan pasien melewati masa melahirkan kelak.

 

Untuk info lebih lanjut dapat mengunjungi Klinik Gizi RSUP Persahabatan

Di Gedung Rawat Jalan Lantai 2