Edukasi Perilaku Sehat Pasien Dengan CKD

 Home / Artikel /Edukasi Perilaku Sehat Pasien Dengan CKD
Edukasi Perilaku Sehat Pasien Dengan CKD

Edukasi Perilaku Sehat Pasien Dengan CKD

Instalasi  Humas & Pemasaran bekerja sama dengan Instalasi Rawat Inap B mengadakan Kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit dengan mengangkat topik: “Edukasi Perilaku Sehat Pasien Dengan CKD”. Acara ini dilaksanakan di Dahlia Atas dengan narasumber Machfud Anjar, S. Kep, Ners pada hari Senin, 1 Juli 2019, Pukul 09.00 s/d 10.00 WIB.

 

Kegiatan edukasi ini dihadiri oleh pasien & keluarga yang sedang mendampingi pasien yang sedangRawat Inap. Dalam kegiatan PKRS ini, narasumber menjelaskan tentangCKD. CKD   (Chronic Kidney Desease) atau sering disebut juga dengan Gagal Ginjal Kronis. Gagal Ginjal Kronis adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan oleh penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun.

 

Gagal ginjal kronis merupakan suatu keadaan di mana ginjal mengalami kerusakan yang serius sehingga tidak bisa menjalankan fungsi sebagaimana mestinya.

 

Fungsi utama ginjal adalah untuk menyaring darah dari limbah beracun ataupun cairan berlebih dalam tubuh, jika ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik, kadar racun dan cairan berbahaya akan terkumpul di dalam tubuh. Hal inilah yang nantinya memberikan masalah bagi kesehatan Anda. Bahkan, jika tidak segera ditangani, ginjal yang mengalami kerusakan ini akhirnya bisa berhenti berfungsi sepenuhnya. Akibatnya, bisa fatal bahkan mematikan.

 

Penyebab penyakit ini umumnya akibat komplikasi dari penyakit diabetes dan hipertensi. Harus waspada jika mengalami kencing berdarah, kencing berbusa, dan pembengkakan di beberapa bagian tubuh. Hal tersebut bisa jadi tanda penyakit gagal ginjal kronis. Selalu diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis, pengobatan serta perawatan yang terbaik.



Kementerian Kesehatan sesungguhnya telah memiliki upaya pencegahan dan pengendalian komplikasi pada pasien Penyakit Ginjal Kronis (PGK) dengan perilaku ''CERDIK”.
Perilaku CERDIK merupakan harapan untuk dilakukan sebagai perilaku sehat oleh masyarakat Indonesia dalam hal pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM).

 

Cek Kesehatan secara Berkala: Cek tekanan darah, Cek kadar gula darah yang menunjukkan kadar glukosa dalam darah danCek kolesterol total. Selain itu, pasien dengan CKD harus menjalani HD secara rutin. Hal ini akan sangat berpengaruh dalam mengurangi resiko dari komplikasi pada pasien CKD.Enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet seimbang, istirahat cukup dan kelola stress.

 

Pemenuhan Kebutuhan Fisik: Pengaturan nutrisi, pengaturan intake cairan, regiment pengobatan dan akses vaskuler. Penting juga untuk melakukan perawatan akses tersebut secara mandiri mengingat bahwa akses ini akan selalu digunakan pasien untuk hemodialisa. Selain itu beberapa hal yang tidak boleh dilakukan pada daerah akses vaskuler ( lengan cimino), juga penting dijelaskan pada pasien seperti tidak boleh dilakukan pengukuran tekanan darah atau mengangkat benda berat, dan lakukan latihan meremas- remas bola untuk mempertahankan akses vaskuler tetap baik.

 

Aktifitas istirahat/ tidur dan olahraga, dalam sehari, asupan cairan cukup sesuai yang dianjurkan.  Namun pada kondisi tertentu, misalnya mengalami penyakit ginjal yang berat, asupan cairan justru harus dibatasi sesuai kebutuhan. Pada penderita gagal ginjal kronik, pemberian air berlebihan bisa mempercepat penurunan fungsi ginjal. Karena dengan penyakitnya ini membuat seseorang tidak bisa mengeluarkan cairan secara normal.

 

Pembatasan konsumsi cairan juga harus memperhatikan produksi pembuangan urine dalam sehari. Karena umumnya seseorang yang mengalami penyakit ginjal jadi lebih jarang membuang urine. Jangan sampai jumlah cairan yang masuk lebih banyak daripada yang dikeluarkan. Selain membuat fungsi ginjalnya semakin menurun,  juga berisiko mengalami “overhidrasi atau kelebihan cairan.

 

Beberapa  makanan yang harus di batasi atau bahkan di hindari bagi penderita gagal ginjal kronis. Makanan yang dibatasi adalah  makanan sumber  protein baik protein hewani maupun nabati. Makanan sumber protein hewani seperti daging sapi, domba, ayam, ikan, kuning telur, susu , tahu, tempe serta makanan olahan susu maupun daging. Makanan sumber protein nabati seperti tahu, tempe, kacang kedele, kacang merah dan lain-lain. Konsumsilah protein seckupnya  sesuai kebutuhan untuk membantu mengurangi beban kerja ginjal membilas produk limbah dalam darah. Namun  dalam pengaturan makanan untuk sumber protein diutamakan makanan sumber protein yang bernilai  biologi tinggi yaitu makanan sumber protein hewani seperti daging sapi, ayam dan lain-lain. Makanan yang dihindari, makanan tinggi fosfor, Produk olahan susu seperti keju, yogurt, dan es krim, selai kacang, sarden, minuman bersoda dan minuman beralkohol. Makanan tinggi garam, daging kalengan ( ham, sosis, daging kornet, dan ikan asap), ikan kalengan dan kerang, keripik asin dan kacang asin. Makanan tinggi kalium seperti  bayam, pisang, alpukat, kiwi dan lain-lain