LATIHAN PERNAPASAN PADA PASIEN COVID 19 SAAT ISOLASI MANDIRI DI RUMAH

 Home / Artikel /LATIHAN PERNAPASAN PADA PASIEN COVID 19 SAAT ISOLASI MANDIRI DI RUMAH
LATIHAN PERNAPASAN PADA PASIEN COVID 19  SAAT ISOLASI MANDIRI DI RUMAH

LATIHAN PERNAPASAN PADA PASIEN COVID 19 SAAT ISOLASI MANDIRI DI RUMAH

dr. Siti Chandra Widjanantie, Sp.KFR (K)

Ketua Kelompok Staf Medik (KSM) Rehabilitasi Medik

RSUP Persahabatan Jakarta

 

 

PENDAHULUAN

 

COVID-19 (Coronavirus disease 2019) merupakan infeksi saluran napas yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan pertama kali dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei, RRC pada Desember 2019.

Penyebaran COVID-19 telah meluas ke seluruh dunia dalam waktu singkat sehingga World Health Organization (WHO) menetapkan COVID-19 sebagai pandemik pada 12 Maret 2020.

 

Penularannya melalui kontak virus pada permukaan mata, melalui hidung maupun mulut, secara langsung melalui droplet dari orang terinfeksi COVID-19 yang batuk atau bersin,  ataupun secara tidak langsung melalui perantara tangan yang menyentuh droplet tersebut.

 

Beragam gejala dapat muncul akibat COVID-19, yang paling dominan adalah gejala pada sistem pernapasan mulai dari hidung, tenggorokan sampai ke paru-paru. Serangan COVID-19 ini akan menyebabkan jaringan paru-paru sulit mengembang sehingga setelah sembuh, sisa dari infeksi ini adalah munculnya jaringan parut (fibrosis) yang menyebabkan jaringan paru menjadi keras dan tidak bisa menyaring udara untuk pernapasan seperti normalnya fungsi paru-paru.

 

PERAN LATIHAN PERNAPASAN DI BIDANG REHABILITASI MEDIK

Dalam bidang rehabilitasi medik untuk sistem pernapasan (respirasi), kami memiliki program rehabilitasi paru dengan melakukan beberapa latihan untuk menjaga agar jaringan paru-paru yang terpapar oleh COVID-19 dapat dijaga sejak awal agar efek fibrosis atau pengerasan jaringan paru dapat dikurangi. Apabila dapat dikerjakan sejak awal infeksi COVID-19, terutama masa isolasi mandiri di rumah, maka hasil yang didapatkan akan lebih baik untuk mempertahankan kemampuan fungsional paru-paru.

 

Prinsip dari rehabilitasi respirasi adalah latihan yang sederhana, aman, mudah diterapkan sehingga dapat dikerjakan dimana saja termasuk di saat isolasi mandiri di rumah. Peran latihan pernapasan untuk menjaga pengembangan paru-paru, konservasi energi (hemat energi) saat bernapas atau beraktivitas serta untuk mempertahankan kebugaran di masa pandemik COVID-19 ini.

 

Latihan pernapasan yang diberikan terdiri dari rangkaian latihan untuk mengatur ritme pernapasan, latihan pengembangan dada yang mengaktivasi otot-otot penyangga rongga dada atau dinding dada, serta latihan otot pernapasan utama (latihan diafragma).

 

LATIHAN PERNAPASAN PADA PASIEN COVID-19 SAAT ISOLASI MANDIRI DI RUMAH

 

Susunan komando satgas COVID-19 RSUP Persahabatan, pada team treatment supervisor yang diketuai oleh Dr. dr. Erlina Burhan, MSc, SpP(K) beserta KSM Rehabilitasi Medik telah menyusun rangkaian latihan pernapasan yang dapat diterapkan saat isolasi mandiri di rumah, dapat diunduh dalam media sosial Youtube dengan link sebagai berikut: https://youtu.be/SFcR18YQe1Y

 

Latihan tersebut terbagi dalam enam gerakan yang mudah untuk diterapkan secara mandiri di rumah, terdiri dari mobilisasi menuju duduk, relaksasi dan gerak sendi bahu, mobilisasi dinding dada, latihan pernapasan dalam (deep breathing), latihan batuk (huffing, coughing) dan posisi prone (tengkurap).

 

1. Mobilisasi menuju duduk

Latihan ini bertujuan agar pasien bergerak menuju duduk secara mandiri maupun dibantu dengan berpegangan ataupun dibantu oleh orang lain. Kecenderungan pasien untuk inaktivitas atau istilah “mager” (malas bergerak) sangat banyak dikebiasaan masyarakat kita karena sakit identik dengan banyak istirahat. Apabila istirahat pasif berbaring terlalu banyak, maka kemampuan tubuh dan kebugaran pun akan menurun. Bergerak aktif mungkin, berusaha bangkit dari tempat tidur, mandiri dalam beraktivitas akan menjaga tubuh dari penurunan fungsi.

 

Gerakan yang tampak mudah saat kita sehat, akan menjadi berat saat badan lemas ataupun napas sesak, sehingga perlu dipandu urutan sebagai berikut: dimulai saat berbaring telentang lalu tekuk kedua lutut, bergerak ke arah miring dengan posisi lutut tetap menekuk, menggunakan siku tangan sisi tubuh yang paling bawah untuk mengungkit tubuh menuju bangkit sambil menurunkan kaki ke sisi tempat tidur (duduk di tepi tempat tidur).

 

2. Latihan relaksasi dan gerak sendi bahu

Latihan ini bertujuan untuk melakukan relaksasi penapasan sekaligus merelaksasikan atau melemaskan susunan otot bahu atau pundak, yang sangat berpengaruh pada otot-otot penyangga sangkar dada (dinding dada).

 

Gerak napas perlahan, diawali dengan tarik napas dan diikuti dengan buang napas, usahakan gerak pernapasan saat tarik dan buang berjumlah sama, apabila tarik napas pada lima hitungan, maka buang napas juga pada lima hitungan. Prinsip pernapasan pada pasien COVID-19 (tipe restriksi, paru sulit mengembang) ini berbeda dengan prinsip pernapasan pada pasien asma atau PPOK(tipe obstruksi, gangguan jalan napas, paru sulit mengempis karena banyaknya udara yang terjebak di dalam paru yang disebut “air-trapping”).

 

Gerak bahu yang dipadukan dengan irama napas ini diharapkan dapat melenturkan sendi bahu yang lebih merupakan sendi yang menyokong sisi atas dari sangkar tulang dada. Otot-otot dada akan terulur sehingga gerak pernapasan menjadi lebih efisien dan postur tubuh menjadi lebih tegak.

 

Rangkaian gerakan dimulai dengan gerak bahu secara bersamaan memutar ke arah depan selama jumlah hitungan tertentu semampu pasien, dan disusul dengan gerak bahu ke arah belakang.

 

3. Mobilisasi dinding dada

Latihan ini bertujuan untuk melatih dinding dada agar dapat diregangkan melebar dengan tarikan otot-otot yang menempel di sangkar dada, termasuk otot sisi samping, otot depan dan belakang dinding dada.

 

Apabila otot-otot yang melekat pada dinding dada dapat termobilisasi atau dapat bergerak dengan baik, maka pengembangan dada akan semakin baik sehingga saat proses bernapas akan memudahkan pergerakan paru-paru saat inspirasi (tarik napas) dan ekspirasi (buang napas).

 

Pasien diminta untuk melakukan gerakan mengangkat kedua lengan dari sisi depan ke arah atas berulang-ulang sambil mengatur napas. Gerakan selanjutnya merentangkan kedua tangan ke arah samping, dilanjutkan melenturkan punggung ke arah samping bergantian ke kiri dan ke kanan sambil mengatur napas.

 

4. Latihan pernapasan dalam (deep breathing)

Aktivitas menarik napas dalam (deep breathing), mengembangkan jaringan paru dengan maksimal sehingga proses restriksi dapat dihambat. Pasien diminta untuk menarik napas dalam, dapat dengan pernapasan dada (thoraco-abdominal breathing, pengembangan maksimal di dada, saat menarik napas) atau pernapasan perut (abdomino-thoracal breathing, pengembangan maksimal di perut, saat menarik napas).

 

Pernapasan yang dianjurkan adalah pernapasan dengan perut mengembang saat menarik napas, karena akan mengoptimalkan kerja diafragma (otot pernapasan utama yang terkuat). Apabila menggunakan pernapasan dada, sering terasa penuh dan cepat lelah.

 

5. Latihan batuk (huffing, coughing)

Batuk merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang wajib kita syukuri, karena dengan adanya kemampuan batuk yang baik, maka kita memiliki sistem perlindungan jalan napas dari bertumpuknya zat, partikel atau patogen yang berbahaya ataupun mengancam tubuh.

 

Mekanisme batuk diawali dengan iritasi saluran napas, disusul napas dalam, kompresi dada dan membatukkaniritasi saluran napas, napas dalam, kompresi dada dan membatukkan. Jenis batuk ada dua, yaitu batuk dengan glottis (area celah pita suara, pangkal tenggorok) dalam posisi tertutup dan batuk dengan glottis terbuka.

 

Saat batuk dengan posisi glottis tertutup dikenal sebagai coughing atau batuk yang secara umum, hal ini memerlukan tenaga yang besar untuk membatukkan dan cukup melelahkan apabila dilakukan berkali-kali, apalagi di masa awal infeksi atau paparan COVID-19 biasanya didahului dengan radang tenggorokan dan batuk kering yang “ngikil” atau terus menerus.

 

Batuk dengan posisi glottis terbuka (huffing) atau batuk dengan mulut menganga seperti sedang membuat embun saat menghembuskan napas di kaca, merupakan metode batuk yang lebih hemat energi, mampu mendorong dahak ke arah luar saluran napas, dengan berbarengan saat ekspirasi.

 

Latihan batuk yang diminta pada latihan mandiri di rumah adalah kombinasi tarik napas dalam disusul dengan huffing sebanyak tiga kali, yang di akhiri dengan coughing.

 

6. Posisi prone (tengkurap)

Latihan terakhir dari seluruh rangkaian adalah latihan pernapasan dalam posisi tengkurap (prone). Hal ini dimaksudkan agar terjadi pertukaran gas yang lebih baik dalam posisi ini. Saat tengkurap, sisi bawah panggul, di bawah perut diganjal bantal, dengan alas tempat tidur yang padat atau cukup keras. Pasien diminta untuk bernapas dalam dengan menggembungkan perut dan ditahan sejenak lalu buang napas. Hal ini dikerjakan berulang-ulang sesuai toleransi pasien.

 

PENUTUP

Segala daya upaya untuk mencegah menyebaran COVID-19 sangatlah penting. Apabila telah terpapar dan berada dalam masa isolasi mandiri di rumah, latihan pernapasan akan mengoptimalkan pengembangan paru-paru, memperbaiki oksigenasi, memperbaiki aktivitas fungsional sehari-hari pada pasien COVID-19. Program Rehabilitasi Respirasi diharapkan dapat memberikan dukungan untuk peningkatan kemampuan secara optimal dari pasien COVID-19 disesuaikan dengan kondisi respirasi yang tersisa.

 

Informasi Latihan Pernapasan Pada Pasien Covid19 Saat Isolasi Mandiri Di Rumah dapat dilihat di Youtube RSUP Persahabatan (link: https://www.youtube.com/watch?v=SFcR18YQe1Y )

 

DAFTAR PUSTAKA

 

  1. World Health Organization. Clinical management of severe acute respiratory infection when novel corona virus (nCoV) infection is suspected. Interim 2020;2019(March):1-9.
  2. Susilo A, Rumende CM, Pitoyo CV, Santoso WD, Yulianti M, Sinto R, et al. Coronavirus disease 2019: tinjauan literature terkini. J Penyakit Dalam Indones 2020;7(1):45-67.
  3. Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Data Sebaran COVID-19 2020.
  4. Burhan E, Isbaniah F, Susanto AD, Aditama TY, Soedarsono, Sartono TR et al. Pneumonia COVID-19: diagnosis dan penatalaksanaannya di Indonesia. Edisi pertama. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia 2020:1-55.
  5. What is COVID-19? Patient Health Information Series. American Thoracic Society 2020.
  6. Feng Y, Ni L, Lulu W et al. Pulmonary rehabilitation guidelines in the principle of 4S for patients infected with 2019 novel coronavirus (2019-nCoV). Chin J Tuberc Respir Dis 2020:43
  7. Panduan Praktis Corona. Satgas Covid 19. Mata Garuda LPDP 2020.