PEDULI PENDENGARAN UNTUK KITA SEMUA

 Home / Artikel /PEDULI PENDENGARAN UNTUK KITA SEMUA
PEDULI PENDENGARAN UNTUK KITA SEMUA

PEDULI PENDENGARAN UNTUK KITA SEMUA

Oleh: dr. Ena Sarikencana, Sp. THT-KL ( K)

Dari: RSUP Persahabatan

 

Setiap tanggal 3 Maret diperingati World Hearing Day atau  hari kesehatan Telinga dan Pendengaran Sedunia. Tentunya ini bisa menjadi pengingat bagi kita, bahwa kesehatan pendengaran sangat penting dalam keberlangsungan hidup. Sistem pendengaran yang kita miliki, mulai dari bagian luar yaitu daun telinga, telinga tengah sampai telinga dalam dan kemudian pusatnya di otak. Untuk apa? Untukmenangkap berbagai gelombang bunyi atau suara dari linkungan kita. Dengan fungsi tersebut kita dapat berkomunikasi, belajar, mendengarkan musik dan bahkan bisa menangkap adanya bahaya.

 

Sumber suara memiliki kekuatan bunyi dan nada/ frekuensi. Pendengaran kita baik bila kita dapat mendengar pada semua frekuensi pendengaran dengan kekuatan tertentu. Bila terdapat gangguan pendengaran maka dapat terjadi keluhan seperti kurang jelas mendengar percakapan, sering meminta lawan bicara mengulang perkataan, telinga tertutup, bunyi berdenging ataupun berdengung, bergemuruh seperti mesin, mendengarkan suara TV atau radio lebih kencang ataupun nyeri saat mendengar suara keras.

 

Untuk mendiagnosis gangguan pendengaran dilakukan beberapa tahap pemeriksaan, yaitu pemeriksaan liang telinga dan gendang telinga  dengan menggunakan lampu kepala dan otoskop. Pemeriksaan itu dokter akan akan melihat apakah ada kerusakan pada gendang telinga, sumbatan, peradangan, atau infeksi pada saluran telinga. Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan pendengaran dengan menggunakan dengan menggunakan alat-alat seperti; garpu tala, tes audiometri nada murni, tes audiometri tutur dan timpanometri.

 

Berdasarkan tipenya gangguan pendengaran dibagi 3 yaitu: gangguan pendengaran konduktif, gangguan pendengaran sensorineural, dan gangguan pendengaran campuran.

 

Berdasarkan penyebabnya, dapat terjadi gangguan pendengaran sejak lahir atau kongenital, infeksi telinga, proses degenerasi atau penuaan, pajanan bising, obat-obatan yang bersifat racun terhadap rumah siput dan gangguan aliran darah. Berdasarkan waktu kejadiannya ada tuli mendadak yang merupakan kegawatan di bidang THT, progresif dan ada pula yang perlahan-lahan.

 

Untuk menilai derajat gangguan pendengaran maka dilakukan pemeriksaan audiometri kemudian dinilai ambang dengarnya. Gangguan pendengaran dikelompokan menjadi 5 derajat: Normal 0-25 db, ringan (mild hearing loss) 25-40dB, sedang (moderate hearing loss) 40- 55dB, sedang berat (moderate-severe hearing loss) 55-70dB, berat (severe hearing loss) 70-90dB,  sangat berat (profound hearing loss) > 90dB.

 

Untuk menilai gangguan pendengaran pada bayi sedini mungkin bisa dilakukan skrining pendengaran. Tujuannya untuk memberikan habilitasi sedini mungkin pada bayi sehingga pada usia sekolah dapat mencapai kemampuan kemonukiasi yang sama dengan anak normal.  Pemeriksaan pendengaran pada bayi dan anak dapat dilakukan dengan cara: mengamati reaksi anak terhadap suara dan melakukan pemeriksaan elektofiosiologi noninvasive. Secara objektif pemeriksaan elektofisiologik yang dilakukan adalah elektoakustik imitans, OAE (OtoAcoustic Emission), BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry) untuk menilai fungsi jalur pendengaran mulai dari saraf pendengaran sampai batang otak, ASSR (Auditory Steady State Response) untuk menilai respons saraf pendengaran terhadap beberapa jenis dan kekuatan bunyi.

 

Penatalaksanaan gangguan pendnegaran tergantung pada kelainan yang ditemukan:

  1. Membersihkan tumpukan kotoran di liang teliga dengan pemberian obat tetes telinga, irigasi telinga atau penggunaan alat penyedot khusus.
  2. Melakukan operasi untuk mengobati kelainan  pada gendang telinga dan tulang pendengaran.
  3. Mengganti obat atau menyesuaikan dosis obat yang diduga menyebabkan gangguan pendengaran
  4. Mengobati penyakit lain yang diduga memicu gangguan pendengaran
  5. Menggunaka alat bantu dengar untuk membantu proses penghantaran suara
  6. Memasang implan koklea untuk menstimulasi saraf pendengarana

Cara menjaga kesehatan telinga dan pendengaran:

  1. Tidak boleh mengorek telinga dengan benda apapun
  2. Menghindari pajanan bising atau menggunakan alat pelindung diri saat berada di area bising seperti suara ledakan, pesawat terbang, mesin jet, konstruksi atau pabrik, musik, acara tv, atau senjata api
  3. Melakukan pengobatan rutin penyakit lain yang dapat mendasari terjadinya gangguan pendengaran
  4. Periksakan telinga secara Rutin
  5. Segera datang ke dr. THT jika ada gangguan. (Produksi Promkes | Publikasi Hukormas)