Penatalaksanaan Diet Pada Pasien TB Paru

 Home / Artikel /Penatalaksanaan Diet Pada Pasien TB Paru
Penatalaksanaan Diet Pada Pasien TB Paru

Penatalaksanaan Diet Pada Pasien TB Paru

Penatalaksanaan Diet Pada Pasien TB Paru

 

Instalasi Pelayanan Humas & PKRS bekerja sama dengan Instalasi Gizi mengadakan Kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit dengan mengangkat topik: “Penatalaksanaan Diet Pada Pasien TB Paru”. Acara ini dilaksanakan di Klinik Paru dengan narasumber Kory Heni, AMG. pada hari Jumat, 23 Maret 2018, Pukul 08.00 s/d 09.00

Kegiatan edukasi ini dihadiri oleh pasien & keluarga yang sedang menunggui. Dalam kegiatan PKRS ini, disampaikan pengertian apa itu TB Paru? Suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikrobakterium tuberkulosa. Penyakit TB dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan) dan dimana saja.

Apa saja tanda dan gejala TB Paru? Seperti Demam yang berlangsung lama, Sering berkeringat di malam hari, Batuk-batuk lebih dari 3 minggu, Nafsu makan menurun, Berat badan menurun, dan Batuk ada dahak/ berdarah.

Pengobatan TB adalah pengobatan jangka panjang, biasanya selama 6-9 bulan. Bagaimana mencegah penularan TB paru, dengan Tidak meludah sembarangan, Menutup mulut saat ada orang batuk ataupun bersin, Olahraga teratur, Jaga jarak aman ketika berhadapan dengan penderita TB Paru dan Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan makanan yang sehat              dan bergizi.

Secara umum, orang yang beresiko tinggi menderita TB adalah orang yang terinfeksi bakteri TB atau orang yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah salah satunya adalah penderita HIV AIDS.

Indonesia menjadi peringkat ke-4 dunia dalam kasus penderita TB Paru, Indonesia pada tahun 2012 yang tercatat oleh data WHO antara lain sejumlah 460.000 kasus kejadian TB, 7500 kasus diantaranya kasus kejadian HIV+ TB.

Angka kematian akibat TB (tanpa HIV+TB) sejumlah 67.000 kasus, sedangkan angka kematian akibat HIV+TB saja sejumlah 2100 kasus.

Orang-orang yang mengidap HIV/AIDS lebih rentan tertular baksil TB daripada orang yang tidak mengidap HIV/AIDS. Begitu juga orang-orang yang mengidap TB lebih mudah tertular HIV daripada orang yang tidak mengidap TB.

Apa itu HIV & AIDS? AIDS ( AcquiredImmune Deficiency Syndrome ) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus ( HIV ). Merusak sistem kekebalan tubuh manusia & mengakibatkan turunnya / hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit infeksi resiko tertinggi.

Status gizi menurun disebabkan kurang asupan makanan sehingga terjadi, Anoreksia, Depresi, Rasa lelah, mual, muntah, Sesak nafas, Diare, demam dan Infeksi.

Tujuan diet adalah, Meningkatkan status gizi & daya tahan tubuh. Memberi asupan zat gizi makro & mikro sesuai dengan kebutuhan. Mencapai & mempertahankan BB normal. Mencegah penurunan BB yang berlebihan. Mengatasi gejala diare, mual & muntah. Mendorong perilaku sehat dalam menerapkan diet, olahraga dan relaksasi.

Syarat dietnya, Kebutuhan Kalori : 2000 – 3000 Kkal / hr. Protein       : 1,5 – 2 gr / kg BB/ hr. Lemak cukup. Vitamin & mineral tinggi, terutama vitamin A, B12, C, E, Folat, kalsium, magnesium, seng, selenium.Serat cukup,berasal dari sayur & buah. Cairan cukup, sesuai dengan keadaan pasien. Elektrolit. Kehilangan elektrolit melalui muntah dan diare perlu diganti ( natrium, kalium, klorida )

Makanan yang dianjurkan seperti karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan yang tidak dianjurkan seperti, gula dan olahan gula, gorengan, makanan pedas, kopi dan teh kental, serta minuman alkohol dan softdrink.

Cara mengetahui kemanan makanan dan minuman, untuk mengurangi kontaminasi bhn makanan & minuman, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut :

  • Untuk makanan & minuman kaleng sebelum dibuka periksa kemasan kaleng & tanggal kedaluarsa.
  • Hindari konsumsi daging, ikan, telur, ayam & unggas lainnya dalam keadaan mentah / setengah matang.
  • Hindari mengkonsumsi sayuran mentah / lalapan
  • Mencuci sayur & buah dengan air bersih & mengalir
  • Hindari susu & produk susu yang tidak dipasteurisasi
  • Sebaiknya memanaskan makanan sebelum dimakan
  • Hindari makanan yang sudah berjamur / basi
  • Sebaiknya pisahkan makanan yang belum dimasak dengan makanan yang sudah dimasak.
  • Selalu cuci tangan sebelum & sesudah menyentuh makanan.
  • Selalu minum air masak
  • Memakai air panas & sabun untuk membersihkan semua alat dapur
  • Hindari makan makanan jajanan