PENATALAKSANAAN DIIT PADA GAGAL GINJAL KRONIK

 Home / Artikel /PENATALAKSANAAN DIIT PADA GAGAL GINJAL KRONIK
PENATALAKSANAAN DIIT PADA GAGAL GINJAL KRONIK

PENATALAKSANAAN DIIT PADA GAGAL GINJAL KRONIK

PENATALAKSANAAN DIIT PADA GAGAL GINJAL KRONIK

Instalasi Pelayanan Humas & PKRS bekerja sama dengan Instalasi Gizi mengadakan Kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit dengan mengangkat topik “Penatalaksanaan Diit pada Gagal Ginjal Kronik”. Acara ini dilaksanakan di Ruang Tunggu Cempaka Bawah dengan narasumber Ryza Maulana, S.Gz pada hari Jumat, 22 Juni 2018, Pukul 10.00 s/d 11.00. Kegiatan edukasi ini dihadiri oleh pasien & keluarga yang sedang menunggui. Dalam kegiatan PKRS ini, disampaikan mengenai gagal ginjal kronik yaitu penurunan fungsi ginjal, ditandai dengan kadar kreatinin serum lebih dari 2 atau 3 kali nilai normal untuk anak dengan jenis kelamin dan usia yang sama serta laju filtrasi glomerulus < 30 ml/menit/1,73 m 2 sekurang – kurangnya selama 3 bulan.


Penyebab gagal ginjal kronik adalah tekanan darah tinggi (hipertensi), penyumbatan saluran kemih, glomerulonefritis, kelainan ginjal, misalnya penyakit ginjal polikista, diabetes melitus (kencing manis) dan kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik. Seseorang yang memiliki penyakit ginjal kronik, dapat memiliki stadium yang berbeda. Klasifikasi stadium ditentukan oleh nilai laju filtrasi glomerulus. Stadium yang lebih tinggi menunjukkan nilai laju filtrasi glomerulus yang lebih rendah.


Gejala gagal ginjal kronik seperti, bengkak mata, kaki, nyeri pinggang hebat (kolik), demam, kencing sakit, kencing sedikit, kencing merah/darah, sreing kencing, lemas, nafsu makan menurun, mual, muntah, gatal, sesak napas dan pucat/anemia. Kelainan hasil pemeriksaan laboratorium : kreatinine darah naik, Hb turun, ditemukannya protein pada urin. Kelainan urin : Protein, darah/eritrosit, sel darah putih /leukosit, bakteri.

Tujuan terapi diet pada gagal ginjal mengendalikan gejala, meminimalkan komplikasi memperlambat perkembangan penyakit. Penyebab dan berbagai keadaan yang memperburuk gagal ginjal harus segera dikoreksi. Diet rendah protein , Protein = 0,6 – 0,8 gr/kg BB (memperlambat perkembangan gagal ginjal kronis). Tambahan vitamin B dan C diberikan jika penderita menjalani diet ketat atau menjalani dialisa.

Jenis diet pada gagal ginjal kronik, Diet rendah protein I: Asupan protein 30 gr dan diberikan kepada pasien dengan berat badan 50 kg. Diet rendah protein II: Asupan protein 35 gr diberikan pasien dengan berat badan 60 kg. Diet rendah protein III: Asupan protein 40 gr diberikan kepada pasien dengan berat badan 65 kg.


Pengaturan makanan pada gagal ginjal kronik, bahan makanan karbohidrat dianjurkan Sumber Karbohidrat sederhana: gula, selai, sirup, permen, madu untuk menambah energi (suplemen), agar- agar, jelly. untuk makanan yang dibatasi Sumber Karbohidrat kompleks : nasi, jagung, kentang, makaroni atau pasta, havermout, ubi/talas. Bahan makanan protein hewani, dibatasi Daging kambing, ayam, ikan, hati, keju, udang, telur. Bahan makanan protein nabati dihindari Kacang- kacangan dan hasil olahannya, seperti tahu, tempe, oncom, kacang merah, kacang tolo, kacang
hijau, kacang kedelai. Bahan makan sayuran dianjurkan, Semua sayuran kecuali untuk pasien dengan heperkalemia, dibatasi Sayuran tinggi Kalium seperti peterseli, buncis, bayam, daun pepaya muda, dll apabila pasien mengalami hiperkalemia. Bahan makanan buah-buahan dianjurkan, Semua buah kecuali untuk pasien hiperkalemia. Dibatasi Buah-buahan tinggi kalium seperti apel, alpukat, jeruk, pisang, dll apabila pasien mengalami hiperkalemia. Bahan makanan lemak, dianjurkan Minyak jagung, minyak kacang tanah, minyak kelapa, minyak kedelai, minyak kelapa sawit, dan margarin rendah garam. Dihindari, Minyak kelapa, santan kental, mentega dan lemak hewan.

Cara mengatur diet pada gagal ginjal kronik, Makanan diberikan porsi kecil, padat kalori dan sering, misal 6x sehari. Pilih makanan sumber protein hewani sesuai jumlah yang telah ditentukan. Cairan lebih baik dibuat dalam bentuk minuman. Masakan lebih baik dibuat tidak berkuah, seperti ditumis, dipanggang, dikukus atau dibakar. Bila harus membatasi garam, gunakanlah lebih banyak bumbu seperti gula, asam dan bumbu dapur lainnya untuk menambah rasa ( lengkuas, kunyit, daun salam, dll ).


Hal yang perlu diperhatikan pada gagal ginjal kronik, Sirup, madu, permen, sangat baik sebagai penambah energi, tetapi tidak diberikan dekat dengan waktu makan karena dapat mengurangi nafsu makan. Bila ada edema (bengkak di kaki), tekanan darah tinggi, perlu mengurangi garam dan menghindari bahan makanan sumber natrium lainnya, seperti soda, kaldu instan, ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan. Jumlah cairan yang masuk harus seimbang dengan cairan yang keluar (urin). Ingat cairan yang berlebihan akan membebani kerja ginjal yang fungsinya sudah berkurang.


Untuk info lebih lanjut dapat mengunjungi Klinik Gizi RSUP Persahabatan Di Gedung Rawat Jalan Lantai 2