Persiapan Tindakan Diagnostik

 Home / Artikel /Persiapan Tindakan Diagnostik
Persiapan Tindakan Diagnostik

Persiapan Tindakan Diagnostik

Instalasi Humas & Pemasaran bekerja sama dengan Instalasi Rawat Jalan mengadakan Kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit dengan mengangkat topik: “Persiapan Tindakan Diagnostik”. Acara ini dilaksanakan di Klinik Penyakit Dalam dengan narasumber Emma Suzana Sihaloho, S. Kep, Ners pada hari Jumat, 17 Mei 2019, Pukul 08.00 s/d 09.00 WIB.

 

Kegiatan edukasi ini dihadiri oleh pasien & keluarga yang sedang berada di ruang tunggu Klinik Penyakit Dalam. Dalam kegiatan PKRS ini, narasumber menjelaskan tentang Elektroensefalogram (EEG) adalah salah satu test yang dilakukan untuk mengukur aktivitas kelistrikan dari otak untuk mendeteksi adanya kelainan dari otak. Tindakan ini menggunakan sensor khusus yaitu elektroda yang dipasang di kepala dan dihubungkan melalui kabel menuju komputer. EEG digunakan terutama untuk meneliti epilepsy dan penyakit Alzheimer.

 

Persiapan yang harus dilakukan, Keramas yang bersih sore hari  dilakukan  1 hari sebelum diperiksa, Keramas yang bersih pagi hari pada saat  hari H, Kurangi tidur malam (tidur malam ± 4 jam), Sarapan pagi (wajib) dan Tidak minum obat kejang, tetapi bawa obat-obatannya.

 

EMG dilakukan dengan instrumen bernama elektromiograf, untuk menghasilkan rekaman bernama elektromiogram. Elektromiograf mendetekasi potensi listrik yang dihasilkan oleh sel otot ketika otot ini aktif dan ketika sedang beristirahat. Elektromiografi (EMG) adalah teknik yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi saraf dan otot dengan cara merekam aktivitas listrik yang dihasilkan oleh otot skeletal. Ini merupakan tes penting yang digunakan untuk mendiagnosis kelainan otot dan saraf. Ini sering digunakan untuk mengevaluasi kelainan sistem saraf periferal. Dokter Anda akan meminta tes Elektromiografi dilaksanakan jika diagnosis Anda menunjukkan adanya kelainan sistem saraf periferal, termasuk sindroma Carpal Tunnel (karpal pergelangan tangan), Neuropati Periferal, Neuropati Diabetes, Radikulopati Serviks, Radikulopati Lumbosakral, Sciatica, Pleksopati, atau cedera saraf dari trauma atau retak tulang.

 

Persiapannya, sarapan pagi (wajib), H-1 sebelum di periksa tidak minum obat/suntik obat golongan kortikosteroid (methylprednisolon, dexamethasone, mestinon) dan Kecuali sesak berat.

 

Esofago Gastro Duodenum (EGD) Pemeriksaan struktur dalam saluran pencernaan bagian atas dengan menggunakan endokop fiberoptic. Alat dimasukkan ke dalam saluran cerna melalui mulut, esofagus, lambung sampai duodenum distal.

 

Indikasi dilakukan EGD adalah Penderita dispepsia dengan tanda bahaya seperti sulit menelan, nafsu makan menurun, penurunan berat badan, anemia, muntah darah, dan buang air besar hitam. Penderita dispepsia yang tidak respon dengan obat-obatan dan untuk mengetahui penyebab dispepsia, nyeri perut atas, disfagia (sulit menelan), perdarahan lambung, mengevaluasi beratnya refluks gastroesofageal (GERD).

 

Persiapannya, Sebelum prosedur pasien harus puasa 6-8 jam sebelum pemeriksaan. Pada saat pemeriksaan posisi pasien berbaring terlentang dan diberi obat bius atau obat penenang agar pasien menjadi rileks, nyaman dan tidak merasa sakit.

 

Kolonoskopi adalah prosedur yang dilakukan untuk memeriksa kondisi usus besar dan rectum guna mendeteksi adanya ketidaknormalan pada usus besar dan rektum seperti jaringan usus yang bengkak, iritasi, luka, polip, atau kanker. Sering dilakukan pada kelainan usus dengan gejala darah pada tinja, diare kronis, gangguan Buang Air Besar.

 

Persiapan sebelum dilakukan Kolonoskopi adalah membersihkan usus. Dokter akan meminta pasien untuk mengosongkan usus besar yang bertujuan untuk memperjelas lapangan pandang pemeriksaan. Membatasi atau menghindari makanan/minuman tertentu. Minum obat pencahar.

 

USG Abdomen adalah prosedur yang digunakan untuk memeriksa organ-organ dalam perut. Indikasi  hepatitis , kanker hati, batu empedu, pankreatitis, ginjal, tumor perut. Persiapannya, Puasa 6-8 jam agar tidak menimbulkan gas dalam perut karna akan mengaburkan gambar organ yang akan di periksa. Untuk pemeriksaan kandung empedu, agar diperoleh dilatasi yang maksimal.