Waspada Penyakit-Penyakit Yang Mengintai Pecandu Narkoba

 Home / Artikel /Waspada Penyakit-Penyakit Yang Mengintai Pecandu Narkoba
Waspada Penyakit-Penyakit Yang Mengintai Pecandu Narkoba

Waspada Penyakit-Penyakit Yang Mengintai Pecandu Narkoba

Oleh: dr. Mayandra Mahendrasti

RSUP Persahabatan

 

Bahaya narkoba  bukan hanya pada periilaku dan kondisi psikis penggunanya saja, ternyata narkoba juga bisa membahayakan kesehatan tubuh secara umum, karena beresiko menimbulkan penyakit- penyakit mematikan pada si pecandu.

 

Narkoba (Nakotika dan Obat-obatan) sering juga disebut NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya). Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau dibuat secara sintesis dan dapat berefek menurunkan kesadaran, mengurangi nyeri, dan menyebabkan ketergantungan. Narkotika (heroin, morfin, kodein, ganja) memiliki tiga golongan berdasarkan tingkat ketergantungannya, di mana golongan dua dan tiga dapat dipakai sebagai terapi medis oleh dokter. Psikotropika (ekstasi, amfetamin, benzodiazepin) adalah zat atau obat dari bahan alami atau sintetis yang berefek memberikan pengaruh selektif pada system saraf pusat, menyebabkan perubahan perilaku dan aktifitas penggunanya. Beberapa jenis psikotropika juga dipakai dalam pengobatan medis, khususnya pada gangguan psikis. Zat adiktif lainnya merupakan zat yang dapat menyebabkan ketergantungan selain narkotika dan psikotropika, contohnya seperti alkohol dan nikotin pada rokok. (rs.unud.ac.id).

 

Ciri-ciri orang yang merupakan seorang pecandu narkoba dapat terlihat tergantung dari jenis narkoba yang dikonsumsi; apakah narkoba tersebut memiliki efek depresan, stimulan, atau halusinogen. Kita juga bisa menandai seorang pecandu narkoba berdasarkan penyakit-penyakit yang muncul di tubuhnya. Penyakit-penyakit yang dapat ditemui pada pecandu narkoba:

 

1. Penyakit akibat dari zat atau senyawa yang dikonsumsi : Narkoba/NAPZA dapat mengubah neurotransmiter/zat kimia yang ada di otak, yang akan mengganggu fungsi kognitif, fungsi afek dan emosi, dan perilaku; akibatnya seorang pecandu narkoba dapat mengalami penurunan performa kerja dan belajar, memiliki perubahan mood/emosi yang tidak stabil, dan cenderung mengisolasi diri sendiri dari lingkungan. Selain itu, narkoba/NAPZA juga membuat penggunanya lama kelamaan menjadi ‘kebal’ atau toleran terhadap dosis yang sudah digunakan, sehingga dosis yang dikonsumsi harus terus ditambah dan akhirnya menyebabkan overdosis, yaitu kondisi dimana kadar zat yang dikonsumsi melebihi ambang toleransi toksisitas tubuh, dan dapat menyebabkan kerusakan orang seperti ginjal dan hati, dan juga dapat menyebabkan kematian. Zat-zat adiktif lain seperti alkohol oplosan juga dapat lebih berbahaya dibandingkan minuman beralkohol yang dijual di pasaran, karena sering dicampur dengan bahan-bahan beracun atau kadar alkoholnya terlalu tinggi. (Lasser, Ben)

 

2. Penyakit yang dapat muncul akibat rute masuknya narkoba/NAPZA ke dalam tubuh:

 

a. Narkoba/NAPZA yang dikonsumsi melalui jarum suntik merupakan cara yang paling berbahaya, karena obatnya langsung masuk ke pembuluh darah dan dalam diserap sempurna dalam waktu 15-30 detik. Hal ini berdampak efek toksisitas NAPZA yang dikonsumsi akan lebih tinggi, dan lebih gampang terjadinya overdosis.Jarum suntik yang tidak steril juga dapat menyebabkan infeksi kulit seperti abses, atau infeksi pembuluh darah, yang kemudian bisa menjadi tanda penyuntikan (injection marks); bakteri yang masuk bersamaan dengan jarum suntik juga dapat menyebabkan endokarditis (infeksi pada katup jantung) dan infeksi pada sendi atau tulang. Penggunaan jarum suntik bekas pakai juga dapat menyebabkan penularan penyakit infeksi menular seperti HIV-AIDS, Hepatitis B, dan Hepatitis C. Infeksi hepatitis B dan C yang kronik dapat menyebabkan kanker hati dan gagal hati (sirosis hepatis), sedangkan HIV-AIDS dapat menurunkan imunitas tubuh dan menyebabkan penderita rentan pada penyakit infeksi yang lain.(Lasser, Ben)

 

b. Narkoba/NAPZA yang dihirup (snorting) atau nasal insufflation merupakan cara tercepat ke-dua untuk masuknya zat ke tubuh kita, efeknya bisa tiga sampai 5 menit. Penyakit yang dapat disebabkan meliputi penyakit saluran pernapasan, dari mulai radang di daerah hidung, tenggorokan, dan sinusitis; dapat merusak pembuluh darah di daerah hidung dan menyebabkan mimisan. Rokok, yang di dalamnya mengandung nikotin, dikonsumsi melalui cara inhalasi, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru, kanker mulut, kanker nasofaring, memperberat gejala pada orang yang mengidap asma, dan menyebabkan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), di mana penderitanya akan terus-menerus merasa sesak dan tidak bisa lepas dari selang oksigen. (Crane, Marissa)

 

c.Narkoba/NAPZA yang dikonsumsi secara oral (dimakan/diminum) dapat menyebabkan gangguan seperti plak gigi dan plak gusi, bau mulut, mulut kering, sampai infeksi jamur pada mulut. (Hill, Alyssa)

 

3. Pecandu narkoba juga akan rentan mengalami masalah dan gangguan jiwa seperti depresi, anxietas, dan delirium akibat intoksikasi zat. Pecandu narkoba juga sering mengalami masalah psikososial, di mana pecandu akan cenderung mengisolasi diri atau diisolasi oleh lingkungan sekitarnya, sehingga mereka hidup sebatang kara tanpa support dari orang lain. Pecandu narkoba juga rentan untuk menjadi pelaku tindak kriminal seperti mencuri.

 

Menjadi pecandu narkoba bukanlah akhir dari segalanya. Kecanduan terhadap narkoba merupakan hal yang dapat diterapi. Langkah pertama adalah adanya niat untuk berhenti mengkonsumsi narkoba dan memiliki keyakinan bahwa kecanduan ini dapat diobati. Langkah selanjutnya adalah meminta pertolongan profesional, seperti dokter spesialis kejiwaan atau terapis ahli masalah adiksi. Di beberapa kota besar sudah bisa ditemukan panti rehabilitasi. Penghentian penggunaan narkoba, apalagi jika dosis yang biasa digunakan sudah tinggi, bisa berakibat fatal jika dilakukan secara tiba-tiba. Dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat juga sangatlah penting. Keluarga dari pecandu narkoba juga dapat memperoleh bantuan dari terapi dan support group.

 

Jika Anda harus mengkonsumsi obat-obatan yang termasuk dalam NAPZA karena indikasi medis, sebaiknya penggunaan obat tersebut harus dipantau ketat oleh dokter dan gunakan obat-obatan tersebut sesuai instruksi dokter.

 

Pencegahan merupakan cara yang terbaik agar tidak terjerumus bahaya narkoba dan penyakit-penyakit yang menyertainya. Hindari dan jauhi penggunaan narkoba/NAPZA terlarang apapun alasannya, karena hanya akan memberikan kepuasaan dan kesenangan yang bersifat sementara, namun dapat berujung malapetaka dan kematian pada akhirnya.(Produksi Promkes | Publikasi Hukormas)

 

Sumber:

1.Mahendrasti.m. siaran radio kesehatan. Kemenkes.RI

2.https://doktersehat.com/cara-mengobati-pecandu-narkoba/

3. Anonymous. “Narkoba/NAPZA”. www.rs.unud.ac.id . Acessed on 7th June 2021

4. Lasser, Ben. 2021. “Health Risks of IV Drug Use”. www.dualdiagnosis.org. Last updated: 15th May 2021

5. Crane, Marisa. 2021. “Dangers of Snorting and Sniffing Drugs” www.drugabuse.com. Last updated 29th March 2021

6. Hill, Alyssa. 2021. “Effects on Drug Addiction on Oral Health”. www.newmouth.com. Last updated: 24th February 2021