Diabetes Melitus di Bulan Ramadhan

 Home / Artikel /Diabetes Melitus di Bulan Ramadhan
Diabetes Melitus di Bulan Ramadhan

Diabetes Melitus di Bulan Ramadhan

 

Instalasi Pelayanan Humas & PKRS bekerja sama dengan Instalasi Gizi mengadakan Kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit dengan mengangkat topik “Diabetes Mellitus di Bulan Ramadhan”. Acara ini dilaksanakan di Ruang Tunggu Unit Pelayanan Diabetes Terpadu (UPDT) dengan narasumber Prita Erdawuri, S.Gz pada hari Kamis, 3 Mei 2018, Pukul 09.00 s/d 10.00.

Kegiatan edukasi ini dihadiri oleh pasien & keluarga yang sedang berada di Ruang Tunggu UPDT. Dalam kegiatan PKRS ini, disampaikan mengenai Diabetes Melitus yaitu peningkatan kadar gula ( glukosa ) dalam darah akibat kekurangan insulin atau reseptor insulin yang tidak berfungsi dengan baik.

Apa guna gula darah?

Gula darah diperlukan tubuh sebagai sumber energi terutama bagi organ-organ penting seperti otak, syaraf, sel darah, otot dll. Sumber gula darah adalah makanan dan minuman yang kita makan serta cadangan /simpanan gula dari hati, lemak & otot.

Puasa ramadhan: Menahan makan & minum ± 14 jam sehari selama 30 hari. Selama berpuasa, sumber energi diperoleh dari cadangan gula dari hati, cukup untuk puasa 12 – 16 jam, kemudian bila puasa lebih lama, baru digunakan cadangan gula dari lemak dan otot.

Diabetisi aman berpuasa apabila:

  • Kadar gula darah terkontrol

                ( gula darah puasa 80-126 mg/dl, 2 jam setelah makan 80-180 mg/dl )

  • Tidak menggunakan suntikan insulin lebih 2x sehari.
  • Faal hati / liver baik
  • Tak ada gangguan pembuluh darah otak yang berat.
  • Tak ada kelainan pembuluh darah jantung
  • Cadangan lemak tubuh cukup
  • Tak ada kelainan hormonal lain.
  • Tidak demam tinggi.

Diabetisi yang sebaiknya tidak berpuasa :

  • Diabetisi tipe 1 yang sulit terkendali.
  • Diabetisi yang menggunakan suntikan insulin > 2x perhari.
  • Diabetisi tipe 1 atau 2 yang gula darahnya tidak terkendali.
  • Diabetisi yang sedang hamil
  • Diabetisi usia lanjut yang diperkirakan sulit memahami komplikasi-komplikasi yang mungkin timbul   
  • Diabetisi dengan penyakit penyerta yang berat, seperti gagal Jantung, Stroke atau darah tinggi yang tidak terkontrol.

Syarat diet

  1. Jumlah energi ( kalori ) dari makanan yang dibutuhkan pada waktu puasa sama seperti bila tidak   puasa     
  2.  Hindari konsumsi lemak yang berlebihan
  3. Konsumsi banyak sayur dan buah.
  4. Lambatkan waktu makan sahur mendekati imsak.
  5. Segeralah berbuka puasa saat waktunya tiba.
  6. Konsumsi cairan disesua ikan dengan kebutuhan normal, sekitar delapan gelas perhari.

Cara pengaturan makannya:

a. Buka Puasa : 50 % kebutuhan energi sehari

  • Sebelum shalat magrib : Makanan ringan ( 10 %)
  • Sesudah shalat magrib : Makanan Utama ( 40 %)

b. Sesudah shalat Tarawih : Makanan ringan (10%)

c. Sahur : Makanan Utama ( 40 %)

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

  1. DM usia lanjut cenderung dehidrasi à minum banyak
  2. Waspada terhadap hipoglikemia ( gula darah rendah ) à berkeringat, gelisah, gemetar, berdebar, penglihatan kabur, bingung, pembicaraan tidak jelas.

                - Bila berlanjut : kejang, pingsan

                - Pemeriksaan gula darah kurang 60 mg/dl

Bila Hipoglikemia : Segera minum air gula

Berpuasalah dengan aman dengan cara:

  • Selalu dikontrol kadar gula darah anda.
  • Konsumsi obat sesuai ketentuan dokter
  • Konsultasikan diri anda ke AHLI GIZI untuk pola makan yang tepat saat berpuasa.
  • Hindari aktifitas fisik / olah raga berlebihan selama puasa karena dapat memicu gula darah terlalu rendah.
  • Hindari olah raga 1-2 jam sebelum buka puasa, karena dapat menimbulkan gula darah terlalu rendah.
  • Olahraga dapat dilakukan setelah makan utama buka puasa. Kegiatan tarawih memberikan manfaat karena mempertahankan keaktifan fisik.

 

Untuk info lebih lanjut dapat mengunjungi :

Klinik Gizi

RSUP Persahabatan

Gedung Rawat Jalan Lantai 2